: Edward Tulane*
kelana. di dasar laut air hitam sehitam malam.
laut itu jiwa, di kedalamannya kita tenggelam
serukan nyanyi parau, begitu jauh, gersang.
lalu mimpi, bermimpilah sampai mati, menapaki daratan maya
meratap di bayang bayang senja, berharap aroma roti panggang
bau kayu manis, cengkeh serta gula adalah uap nyata
dari jendela jendela kota di buku buku cerita.
bintang bintang mengejek. ya, bahwa kita sendiri di bawah sini
sementara mereka di atas sana di rasi rasinya, bersama.
akhirnya ketika matahari tiba, angkasa menerang,
bentuk bentuk bermunculan
kemudian wajah wajah dengan mata elang
melayang layang di udara memandang kita hina
tak ubahnya boneka kaca, tergilas kehidupan,
bentuk bentuk bermunculan
kemudian wajah wajah dengan mata elang
melayang layang di udara memandang kita hina
tak ubahnya boneka kaca, tergilas kehidupan,
pecah berantakan, jadi debu jalanan.
kita hanya harus mengarungi kegelapan pekat
dan tidak gentar karenanya. tak usah mengejang
sebab tak ada legenda yang berakhir bahagia tanpa cinta. coba saja
28 Mar 2007
*yang berpetualang dari Egypt Street ke dasar laut ke jala nelayan ke puncak gunung sampah ke dekat api unggun gelandangan ke tempat tidur gadis kecil yang sakit keras, ke jalanan kota Memphis untuk belajar menyayangi, kehilangan dan menyayangi lagi sampai menemukan jalan pulang.
--Dari karya Kate Di Camillo--
--Dari karya Kate Di Camillo--
No comments:
Post a Comment