Wednesday, February 20, 2008

Mayapada Padamaya


pssst, ada rahasia di belakang perkamen langit biru muda

yang ternyata jika sedang tanpa polesan atmosfir, rautnya berwarna merah tua.

aku tak sengaja melihatnya, ketika tirai hari itu terkibas angin ceroboh yang menggelitik pohon-pohon sycamore hingga daunnya tergelak berguguran.

ceritanya tentang pintu-pintu sakral bahasa yang kehilangan penjaga masa-masa sunyi. kabarnya mereka sangat sembrono sehingga huruf berpesta pora dan silabel melarikan diri sesuka hatinya lalu tak mau pulang karena terlena di jeda cerita bagai rahib tertidur di lereng berumput lalu bermimpi mencari daun pakis tapi terjerembab ke daerah berpaya dan tenggelam di sana selama-lamanya.

maka masygullah tuan-tuan tata bahasa yang tersayat gulana lewat bilah-bilah sepi. ahli nujum mereka berusaha meramu bunyi-bunyi, menjadikannya berarti, memberinya tanda-tanda, memotongnya, mengolahnya, mencampurkannya, menghiasnya seperti rangka bunga kata dalam jambangan gema.

kadangkala mereka bergumpal-gumpal, jalin-menjalin rumit tak terurai. lain waktu lagi berupa debu-debu sihir berkilauan dan memabukkan. ada pula yang berair sayu, panjang terputus-putus turun terus menerus seperti jeruji basah yang tak tertembus dan membuat hatimu meronta terhuyung seperti tersesat dalam rimba kepayang rasa antara indah sekaligus muram durja.

psst, tapi di malam hari, mereka melompat ke dalam mimpimu dan meninggalkan lukisan enigma yang seringkali kau sendiri tak pernah memahaminya.


yogya hujan sore-sore, 21 Feb 08

No comments:

Post a Comment