Tuesday, April 28, 2009

Was



It was almost dark that day.
I remember the wind
touched my hair softly like unseen fingers.
My chest was heavy with uneasy air.
I was alone.

Few seconds later my feet brought me
to the quiet road, approaching a small, narrow kiosk.

There I bought it. A pack of kretek.


2 3 4


I choked. Yes, it tasted terrible for my first time.

Did not know how to do it like everyone else.



I pictured the smoke went down
through the tunnel
in my throat
and carried all the heavy air
from the depth of my chest
like an air balloon
that slowly flew out of my nostrils.



p
u
f
f


.
.
.
.


A strange relief.




Under the banyan tree.
My soul was in pieces,
like tobacco
inside a cigarette wrapper,
and life was a combination of bizarre sauces

that mixed with everything in it.



Awkward.


I lit it,
inhaled it
and let the smoke out.




p
u
f
f


.
.
.
.



Wish I had wings to fly through the smoke.












But I had not.



Monday, April 27, 2009

Kembaran Rasa


aku ingat bau parfummu


yang menghibur penatku di selembar siang

yang transparan

yang nyaris telanjang

dan cemburu adalah bayang-bayang panjang

timbul tenggelam sampai matahari terbenam

sampai malam menghadiahimu pelangi

dengan bintang-bintang menjadi peri

masing-masing menabur serbuk sari

begitu wangi hingga kau merasa seksi

dan berputar menari

seperti merayakan musim semi

diantara bunga-bunga ilusi

lalu kakiku tak tahan untuk diam berdiri

karena kukumpulkan nyali

seperti belajar melangkah pertama kali

menjejak udara dan terbang tinggi

tinggi sekali

aku tak tahu berapa lama waktu berlalu

dan aku tak peduli

karena yang kutahu

aku selalu terbangun

dalam pelukmu

dengan rasa bahagia

tanpa bosan-bosannya

Wednesday, April 22, 2009

Fantasia


sebut lagi namaku

seperti sedap yang lumer di bibirmu
dan kau sesap
nikmat

hidupku seperti
selembar kertas putih
dan kau melukis warna
di atasnya

biar mereka jadi cemburu
melihat caramu menatapku
melihatku menginginkanmu

Monday, April 20, 2009

Gigir Sepi











memandang perahu harap

yang berlayar
di laut mimpi

pada tepiannya
aku berdiri

memandang jauh

dengan rasa hati

kecil sekali


gemuruh itu

keluh tak terbahasakan
berdebur-debur seperti menguji
apakah aku akan mengarung lagi

atau terus saja berdiri
di tepian ini

Wednesday, April 8, 2009

Merahnya Marah












kukasih tahu ya,

kamu itu a pain in the neck!
merepotkan, menyebalkan, menjengkelkan


mandiri dong please

mau meledak rasanya
tiap teringat
angka hidupmu tidak sama
dengan tingkah laku dan cara berpikirmu


ampun,

mau jadi apa kamu kalau cuma

MENGELUH

tanpa melakukan apa-apa

dan minta ditolong terus


capek dengarnya

capek lihatnya


CAPEK !

Siang Datang Penuh Lebam


lelah bergumul dengan pagi

menjaganya agar jangan menyerah
dan tak peduli

pada mimpi yang terus menuntut
untuk jadi
kenyataan yang melegakan


: sebab kesabaran pergi
bersama air mata terakhir
yang menguap dini hari

Friday, April 3, 2009

Karena Waktunya Akan Tiba



karena udara


menyimpan makna


karena satir

adalah tanda lahir

tak ada kuasa

menghilangkannya


karena aroma rokok

atau yang dianggap pokok

mengaburkan fakta

(di kepala siapa?)


karena hujan

deras di dada

sedang matahari

telah lama sembunyi


karena kopi

tak mampu menengahi

sekedar mimpi

penuh basa-basi


karena bahasa

bisa bahaya


karena kita seharusnya

bisa menghias aksara

dan menggunakannya

dengan bijaksana


karena kadangkala

mereka adalah doa


karena fantasi

mudah dikira nyata


karena kita tidak bermain

dengan memaafkan kata-kata



karena air mata

mungkin cuma properti drama


karena kau telah membakar

rumah yang lama bersabar

menampung segalamu yang kasar


karena waktunya akan tiba

ketika kau harus binasa

oleh api

yang kau nyalakan sendiri

Di Sepotong Jumat


kudengar ia meraung (mungkin lantun) doa

yang menyayat-nyayat udara sampai langit
seperti tercabik juga awan-awan bergetar
dan merekah bagai lukisan basah
lalu turun tangis surga,
gerimis dari angkasa

sementara

dalam hitam
kita terhisap jauh ke dalam
diri yang teramat lengang

bak gelembung perasaan kecil
tipis, bening
melayang

rapuh

mudah pecah terburai bila

tersentuh