Wednesday, December 28, 2011

kucing


kucing melompat dari mosaik mitologi
eongannya api
ekornya ular berkaki

"bukan, bukan chimera
chimera berkepala singa"

kucing itu mungkin nemean
singa legenda yang jatuh dari bulan
atau jangan-jangan malah ibunya

"bukan, bukan echidna
echidna terbunuh raksasa bermata seratus"

kucing itu mencakar lalu menggigitku
mengubahku setengah singa setengah perempuan
menjadi sphinx membatu menunggu kau pecahkan teka-tekiku

Agustus 07

Wednesday, December 14, 2011

bintang itu


bersinar di layar malamku yang raya

sepasang matanya berkedip
sepanjang jutaan kerjap tahun cahaya

jarakku padanya

aku mencintaimu
katanya lirih menggumpal awan
yang menggiring layar malamku

berjalan menembus waktu

kureguk ia ke gelapku yang terdalam
membuatnya memancar semakin terang

ketika aku pergi karena layarku digantikan pagi
kulihat ia mengelilingi galaksi
menggambar wajahku di langit-langit mimpi
lalu bersinar sendiri

Thursday, December 8, 2011

karena kata-kata telah terluka



di dalam gereja


langkah kakimu disambut gema
dunia abadi yang memandangmu dari
tatap bisu patung-patung di sekujur gedung

atas nama
bapa

hening itu mengungkungmu dalam
ketenangan asing yang dingin

dan putera

kepadanya kau hamburkan diammu
karena kata-kata telah terluka

dan roh kudus

nafasmu cahaya lilin
bergerak kecil, melelehkan diri
memaknai sesuatu yang suci

amin

Sunday, December 4, 2011

curhits kantoran


ini adalah pelarian dari lalu lintas urusan
yang bersliweran kesana kemari
di antara jarum-jarum jam yang
bergerak setia dari matahari tiba sampai pergi lagi
tanpa peduli
sesekali petir menggambar diri di luar jendela tak bertirai
atau hujan sibuk
menari-nari menandai kedatangannya di sana-sini.

sebelum beralih ke puisi ia biasanya mengurung telinga
ke hal-hal yang disukainya mulai dari nyanyian pertemuan keyboard
dan jari-jemari yang kadang diiringi bunyi tumit sepatu beradu lantai
menggema dari ruang ke ruang
atau suara 'ting' dari lift yang mengangkut hal a sampai z
sampai a lagi dan z lagi, lagi, lagi sebagai segala yang
anehnya seringkali ia rindui dari seberang jembatan bernama liburan.

Thursday, December 1, 2011

tanpa kata-kata


dunia tenggelam

di matamu yang temaram

sebelum terpejam
aku menyusup ke dalam

berkelana
diam-diam

Thursday, November 17, 2011

ia sendiri


menenggak malam

dari berbotol sepi

mabuk
ribut bersendawa igauan mimpi

di pagi hari
muntahan kata berserak

masih bau sepi

feb 08

Monday, October 24, 2011

fragmen 2:39


bayangan mengabur di kaca kotor


jendela kantor

tersapu liuk cemara cerita

tentang petualang muda


pada bangku kota tua

ia catatkan gigil rindu

yang merajai tubuhnya

ketika daun gugur satu-satu


aku memandangnya

dari sisi lain langit biru

terpanggang kenangan

dan hal-hal tak terkatakan

Wednesday, September 28, 2011

Ia melukis malam


Ia melukis malam di kepalaku. Lautan bergelombang,

hamparan bintang, kapal terapung sendirian, kerlip lampunya
menari pelan, samar layar bergambar bulan
dan kecipak air tak berkesudahan.
Aku dimintanya memberi nyanyian pengantar

dengan musik dan lirik yang puitik.

Aku menghembuskan angin kelu, suara sendu yang tersebar
dari nafasku yang tergetar kaku.
Lalu ia membelai rambutku, mengecup dahiku.
Dan nyanyian itu datang dari kedalaman temaram.
Melantunkan orkestra rahasia
catatan kitab-kitab purba. Megah dan tabah.

Ketika ia menatap teduh ke dalam mataku,
nyanyian pengantarnya mengalun jauh tak tersentuh,
lukisan malamnya meremang
meninggalkan rasa tenang yang lengang.

Friday, September 16, 2011

Pentas Satir Aemilia



Kau yang telah membaca Hortensius karya Cicero,
matamu belum dicongkel keluar dan masih bisa
melihat salju jatuh ke istana istana kekaisaran.

Plaudite!
walaupun kau membuatku mual,
aku harus menerima bahwa keadilan hanya ada
diantara orang orang yang sederajat.
Oleum et operam perdidi. Oh Plautus,
aku telah menumpahkan minyak dan usahaku.

Hatiku menderita rasa sakit yang sama saat suatu malam
kau datang bawa jiwa tercabik berdarah yang tak mampu
lagi bertahan dalam dirimu. Sayang, kedamaian yang jiwamu cari
tak berada dalam buku buku atau jalinan syair tentang keabadian.

Seperti Icarus, kau terbang naik dengan cepat lalu
terjatuh dengan sayap sayap terbakar matahari.
Furor poeticus, kau barangkali telah tersesat
dalam ratapanmu sendiri.

Inilah dunia, Aurel!
Begitu sedikit pengetahuan yang kita tahu tentangnya
sementara hidup ini begitu singkat.
Apabila tragedi telah berakhir,
yang tersisa hanyalah drama satir.

si tacuisses, philosophus mansisses

Demikianlah,
di bawah pohon ara ini
kumaklumi
bahwa kau pasti
benar benar lelah


January, 2007

Wednesday, September 14, 2011

bukan untukmu


karena kau tak peduli

dan aku berjalan sendiri

dalam lift


*ting*


ia menaiki lantai-lantai ingatannya sendiri

gitar teronggok di kamar, nyaris menua di masa remajanya
rasa malu yang tak perlu di antara potongan kalender
menempel tak rata di sekujur dinding
masa depan yang jauh dari bening

angkotnya bernama daihatsu
oranye dan bau
melintasi kota yang
populasi penduduknya didominasi nyamuk
serta keringat buruh desa
bersepeda pulang kerja

ia suka bernyanyi
meneriakkan tanda tanya
atas dunia
sebatas pemahamannya
berharap seseorang mendengar
dari ketinggian mega-mega lebar

kelebat gambar-gambar potretan mata hatinya
angin dingin di wajahnya
bunga-bunga masa kecilnya
air mata di lengan bajunya
warna sapu tangan ibunya
senyum ayahnya dalam pigura
ledak kesedihan di dadanya

pada kaca terpantul ditatapnya
usia

*ting*

pintu lift terbuka
ingatannya terlipat begitu saja
menjadi pesawat kertas
melesat lepas

keluar gedung-gedung
ke balik langit mendung

Tuesday, September 6, 2011

a.k.u.


aku matahari

menjilatmu dengan sinar
memanggangmu di panas rindu
membakar gairahmu berdebar

aku kapal
melayari tubuhmu ranum
gelombangmu mengalun
mereguk birumu tak berujung

aku lagu
membawamu jauh ke tempat tak tersentuh
mengaliri darahmu irama teduh
merengkuhmu sungguh

aku angin
membisikkan pesan dalam dingin
mendesirkanmu ingin

Monday, September 5, 2011

tak pasti


jadi kubiarkan kau

menjelma puisi

Monday, August 29, 2011

jarak kenangan


potongan gambar abadi yang kini berseliweran antara kejap malam dan kerlip pagi adalah derai tawa disela pita cerita berwarna yang mengikat hari-hari kita termasuk jejak angin dingin menusuk pori saat bersama melaju menembus candu waktu serta baris-baris pesan berbalas yang datang dihantar getar telepon genggam dan degup tak terjemahkan lalu tatap matamu tajam menikamkan janji berkali untuk kembali. kita terluka rindu yang karenanya tak akan lupa.


di pelabuhan ini harum aroma cendana doa membumbung ke udara. kita tak tahu siapa melempar jangkar terlebih dahulu ketika perahu purba yang datang dari samudera jauh telah tertambat tanpa aba-aba tanpa keterangan untuk apa dan kemana. cuma potongan gambar abadi yang tertinggal berseliweran antara kejap malam dan kerlip pagi dan sesekali katamu kau temui namaku menyebut diri pada bibirmu yang tidur di atas jarak kenangan, menyerikan rindu.

Tuesday, August 23, 2011

setelah mengecat bulan



di terminal langit kau menjemputku
bawaku pulang
setelah mengecat bulan

"kau berkilauan dan aku terlihat seperti bayang-bayang',
katamu mengebaskan debu bintang di rambutku

malam ini hujan
kita berdayung perahu payung
dalam kegelapan

sambil kuceritakan warna yang kutinggalkan
di atas ketinggian





Saturday, August 13, 2011

metafora


kurasa aku mengerti
metafora yang terlontar di antara hangat kepul
kopi jahe dan angin malam yang menggigit kulit

ada tatap mata tak terjemahkan
melayang-layang dalam kenangan

menjadi metafora diam yang akan terus
kita simpan

Wednesday, August 3, 2011

Dali


waktu meleleh di matamu

kau candu
dua kuda terbang dari dua sudut pigura
kanan kiri
merah warna latarnya

jam-jam bertengger di ranting kering
wajah yang karam di pantai batu tak bertuan
pelukis lelaki mendelik
kumisnya seperti habis disapu badai
kepalanya bersoda

kau candu
mengabur di kuning telur
dihujani matahari
merefleksi bayang-bayang bulan
di telaga tua bibir kalimatnya

mencoba mengabadikan memori
dengan puisi

Friday, July 29, 2011

Bourbon Street


sudah kubilang hindari hangover

minum lagi!

botol-botol itu mengeluarkan kaki
lalu mulai menari-nari
kita di balcony
forget being jazzy

he's smokin' hot, baby!


di sini waktu berhenti sesukanya
jalan raya adalah ayunan raksasa
lihat mereka yang berjalan tegak
membuat kita terbahak-bahak

kanan kirimu deretan surga bar
dunia ini gambar-gambar bergerak pudar

tambah musiknya
tambah minumnya

wajahmu semakin lain
sorry, what's your name again?

Wednesday, July 27, 2011

jangan padamkan apiku


: angin



besarkan saja biar menjilat segala gelap
sampai benderang menyala-nyala

Thursday, July 21, 2011

akhir pekan



aku ingin menyalami tangan raksasa


yang melukis langit detik-demi-detik

pada hari-hari yang telah berlalu

untuk menghaturkan terima kasihku



aku ingin bertanya pada ribuan orkestra awan

dalam parade sorenya melintasi gunung laut dan hutan

apakah pesanku bisa kutitipkan untuk diikatkan

ke kaki matahari yang tenggelam di garis batas pandangan

dan bukannya diturunkan sebagai hujan



aku ingin memeluk erat-erat suara jónsi

karena dongeng musiknya selalu mengantarku

pulang ke oase jiwa

tempat istirahat sementara

perjalanan panjangku



aku matikan telepon genggam

aku menutup buku-buku catatan

aku menyimpan semua peralatan

aku biarkan cahaya senja menerobos

perasaanku yang dijemput sigur rós

melepaskan segala keinginan


rasanya


:
senin


seperti awan-awan menggantung berarak

lalu pergi tanpa jejak

Monday, July 18, 2011

bendung tangis


mula-mula ditariknya ke pusaran magis angin purba

lalu dibekapnya dalam dinding dingin rasa rindu nyeri menusuk
ke tulang-tulang tanpa bisa melawan

dejavu lagi

kali ini oleh kedipan tahun cahaya
mengejek bagai bayi terlahir di jaman yang keliru
dan tidak berhak melakukan apa-apa
termasuk yang tak bisa diucapkan kata (percayalah, berderet panjangnya)

termasuk lari dari yang nyata

sebagai jawaban yang dipaksakan demi memenuhi
pertanyaan-pertanyaan membingungkan tentang rahasia kehidupan

tentang cinta yang (dianggap) terlarang
tentang angka-angka yang tak bisa dihapuskan
tentang cerita yang (sudah) digoreskan

Wednesday, July 13, 2011

kepada gunting


cemburu ini jarum jahit

menembus hatiku setipis kain
keluar masuk keluar masuk
dengan benang dan arah yang seperti
sudah tergariskan


: meski kau putuskan benang-benangnya
aku terlanjur berluka lubang


Thursday, July 7, 2011

Juni adalah


juni adalah sepotong

kalender di dinding kamar

aku seekor cicak merayap
dari tanggal ke tanggal

Thursday, June 23, 2011

es krim



Jilat 1

dingin nyaman dan manis
seperti pertama kita bertemu
di sebuah siang panas
beberapa tahun lalu


Jilat 2

lidahku buta warna
tapi kau juara lukis rasa
segala suasana


Jilat 3

aku menginginkanmu
lebih dari yang kau tahu


Jilat 4

sampai leleh terakhir
jejak lezatmu
selalu mengingatkanku

siang panas beberapa tahun lalu

Thursday, June 16, 2011

langit




Di wajahmu aku adalah rajawali bertengger sendiri
dan sayapku terdiri dari helai bulu-bulu doa
yang tak jarang berguguran didera angin kencang
membuatku berganti haluan dan mengubah tujuan.


Di wajahmu kutajamkan mata pikiranku membaca
bintang yang kau taburkan sebagai peringatan--atau tanda?
karena bulu-bulu yang gugur itu tetap terbang menerjang
kenyataan. demi melanjutkan harapan yang dicatatkan
pada tiap helaiannya.

seperti dalam kereta api


ia diam sekaligus berlari
menombak angin
dengan mata terpejam
tubuh bergetar
tak mau gentar

hanya beberapa
bisa mendengar
gemuruh dadanya
menembus udara

melesat pergi
dari kecewa yang ia tinggalkan
bersama seonggok tissue
di tong sampah sebuah stasiun waktu

Friday, June 10, 2011

Peri-Peri Bersayap Pelangi





Peri-Peri Bersayap Pelangi merupakan buku kumpulan cerita anak yang berisi 20 cerita anak. Ditulis oleh 11 penulis yang memiliki kepedulian lebih terhadap dunia anak-anak.

Tujuan diterbitkannya buku ini yang utama adalah untuk mendekatkan kembali anak-anak dengan dunia dongeng. Mendekatkan anak-anak kepada istana sebelum tidur mereka. Kepada cerita-cerita peri dan dunia dunia bahagia tanpa balutan kisah cinta ala sinetron anak muda atau lirik-lirik lagu yang bukan untuk usia mereka.

Tujuan lainnya, adalah untuk berbagi kepada anak-anak yang kurang mampu. Karena setiap rupiah yang didapat dari keuntungan penjualanan buku ini adalah hadiah buku yang sama untuk anak-anak di beberapa rumah singgah, sekolah pasca bencana, rumah sakit anak dan taman baca anak di beberapa daerah terpencil.



Setiap satu buku yang Anda beli adalah hadiah satu buku yang sama untuk anak-anak yang kurang mampu.


cara pemesanan:
email : peribersayappelangi@gmail.com
sms : 08562740285 (topan)


Atau kunjungi blog resminya di: Peri-Peri Bersayap Pelangi

Monday, May 30, 2011

jutaan (tahun) cahaya



aku tak hendak mencorat-coreti tubuhku dengan sepi
karena kau garuk kerongkonganku dengan cakar kalimatmu
yang tumpul dan menggugurkan kemarahan yang tak lagi berarti

telah kusimpan lelehan matahari dan memendarkannya
di malam-malam tak berbintang sebagai tanda bahwa
cahayaku tak bisa sirna meski kau coba menimbunnya dengan
membalik bola dunia

kini di dalam nebula naga aku menunggu saja
keseimbangan yang kuidamkan
tiba dalam damainya semesta yang adil
tanpa sorak sorai ledakan di angkasa
sementara kau mengambang dan menelan segala
yang fana

Tuesday, May 24, 2011

permen gerimis



ramalan teh bunga cangkir


membuatnya tersihir

dan jatuh cinta pada bulan

karena perahunya jelajahi lautan hujan


jauh di kedalamannya

ia kecap kenangan manis

pada tiap lapis

permen gerimis


setiap kata adalah doa

dari gerbang bibirnya

teruntai tuturan elok

melebur di udara




Tuesday, May 17, 2011

untuk Regina




derit kursi mencairkan waktu
yang membeku. sama ketika kau nyanyikan lagu tentang
hari-hari yang bukan milikku sambil menggulungku dalam
gelembung sendu. menggelinding jauh ke masa
kala dunia adalah taman yang sempurna
dan kutanggalkan sayapku demi menghirup udaranya.


lalu lagumu usai dan gelembungnya terburai
menjadi pasukan gerimis yang berbaris
menjatuhkan diri satu per satu
dari pintu mataku

Saturday, May 7, 2011

di bandara waktu


cemas selalu mengajak bergegas

tangis yang tertinggal di pintu pagi
karena malam meninggalkannya pergi

setibanya di bandara berikutnya
lagu yang sama akan kita ulang
sepanjang hari
seperti ada yang selalu hilang
dan ingin kita temukan lagi

deru pesawat
menebarkan rindu yang tersendat
ditandai sayup tangan terlambai

kita sering lupa
bahwa

malam yang pergi
tetap akan kembali



Tuesday, April 26, 2011

untitled #


kami bertanya pada tubuh-tubuh plastik
mengapa kaki kami bernomor seri

juga tentang ketelanjangan mereka yang lantang
dan mata kami memantulkan kedipan ungu
jingga biru kuning putih kelabu
mirip lagu balonku

tak ada jawaban

lalu dari kegelapan
seekor kelinci berjalan-jalan di penampang bulan
semakin lama semakin terang
dan kaki kami terlihat semakin seragam
di malam yang terbentang panjang

cahayanya membuat kami merasa telanjang

dalam kesunyian

Wednesday, April 20, 2011

blind spot


sebab kau meninggalkan jejak pada

tiap-tiap bayangan yang kuseka
dari lamunan

sesekali isak yang jauh
terdengar dekat
seperti lolong kapal tercekat di
malam hari

telah kugunakan segala kata kunci
buat membuka belenggu di kaki ini
(belum lagi dalamnya luka dari kawat
yang melilit setiap
inci jiwaku berusaha lari)

kau sendiri tahu
air mata telah terkubur
jadi kisah di bawah tanah lembab
yang sudah kulewati bab demi bab

maka cemburuku berakhir menjadi lagu
yang kunyanyikan sesumbang-sumbangnya
biar selalu mengusik dengkurmu

Friday, April 15, 2011

sekejap patah


kulepas jangkar ke jantungmu angkuh

terlalu jauh

anginmu congkak perkasa
padamkan suluh yang kujaga nyalanya
seperti nyawa

berdepa-depa berlayar mendekatimu
aku kura-kura dengan serpih dunia di atas punggungku

tapi kau melesat menjadi kilat
menjilat langit
membenamkanku ke lautan pahit

baiklah kurobek halaman catatanku
membuangnya ke dalam api

sampai lebur namamu dalam debu
hilang di seduh waktu

Saturday, April 9, 2011

: pencuri mimpi






hanya musim


penunjuk waktu

pengingat

yang terkabul

yang terlupa

luka-luka yang pergi

mengobati diri



hanya musim

menemukan tempat sembunyi

rasa gembira yang pulang kembali

sembari menziarahi sepi

Thursday, April 7, 2011

ternyata


ia kembali


membawa sayap warna-warni

memasangnya di punggungku

membiarkanku terbang pergi

Monday, March 7, 2011

habis hujan


awan-awan turun

memeluknya
dan berkata

segalanya akan baik-baik saja

ia basah
kuyup lega

Friday, February 18, 2011

Beethoven02


denting lembut dalam kepalaku

dipeluk nyaman sonatamu

tanpa kata: detak jantung
serupa luas makna lampaui samudera

sudah: gerimis sedih kau kecup, pergi
menanggalkan basah indah simfoni
pada ranjang bulan
sampai dengungnya lerai

tak usah; aksara membeku, detik
menggelincir jauh

sebelum kaututup pintu. telah teduh dukaku

Wednesday, February 16, 2011

Hoppípolla


si gadis

berenang di udara

penuh sukacita

langit membuka
selebar halaman
kitab doa


semua terjadi

diiringi nyanyian berdesir
dalam dadanya




Friday, February 11, 2011

Phantasmagoria


lentera magis yang kupakai membuatmu melihat

hantu-hantu berjalan di dinding dengan wajah
yang tercipta dari ketakutanmu sendiri

kububuhi musik klasik buat menerjemahkan
derit pintu, lolong angin, degup jantung
dan suara beku darahmu sendiri

gambar membesar mengecil membentuk segala
fantasi disertai asap terhembus dari bibirmu
yang gugup takjub takut menghadapi diri sendiri

aku menonton senang dalam gelap tembok kastil ini





Monday, February 7, 2011

rayu


nelayan muda

tebarkan jalamu
jaring aku

kekasih waktu
menghitung jarum hujan
bertebaran di wajah
lautmu

kularungi
tiap kecipaknya

menggodamu
memintamu menghantarku
ke gerbang pelangi
dibalik rumah matahari

Wednesday, February 2, 2011

menjahit



dongeng yang dikisahkannya adalah gambar berlarilari dalam kepala
kami sibuk menangkap dan menjahitnya menjadi selimut hangat
tiap kali malammalam syairnya menggigil telanjang kedinginan

Saturday, January 29, 2011

Sihir



jarum-jarum waktu
meleleh dalam detik
di balik bulu matamu

yang lentik

Thursday, January 27, 2011

b.o.r.e.d


tiga kartu di dalam amplop : wajahmu, Mars dan tali

kita harus menyamarkannya dengan kocak
mengubahnya menjadi benda acak
buat warnai hari membosankan ini

Monday, January 24, 2011

tepi



kalau orang lain sudah akan menyerah dan pulang,

katanya sambil memukul-mukul gagang pintu.


ia takut monster dan memandangi kakinya sendiri.

mengagumi keindahan sepatu serta apa saja
yang sudah
diinjak-injaknya

apalagi dalam situasi seperti ini


sebuah sore menangis sendiri
di sudut langit yang sepi


ia kehilangan dulu sekali
ia kehilangan lagi
beberapa kali
ia terbiasa kehilangan

ditinggalkan (monster)

meninggalkan (monster)


ia menepi ke balik pintu
yang gagangnya hancur
ia pukuli

dalam sekali hembusan angin
ujung rerumputan menggigilkan
berita-berita sedih
yang tak mampu
ditanggung awan

maka butiran-butiran itu berjatuhan


tapi ia enggan menyebutnya hujan

Monday, January 17, 2011

tembok api, sepeda kumbang, pengorbanan


tembok
api menjalar terbentang
dari rentang dua lengan menghadang
lalu di belakang kemudian di depan

: ada sepeda kumbang melintas riang

hidup yang tergeletak dalam keranjang tangan
terayunayun di pegangan gadis kecil rambutnya terkepang

kemana ia menuju
surga semoga

: ada yang harus dikorbankan katanya

di lain waktu


payung-payung beranjak dari kaki langit

matamu redup di tengah-tengah
belahan gunung
asapnya tinggi membumbung

kau melayang di keheningan
sebentar sebelum langit menangis
jarum-jarum hujannya menikam
tanah tipis

digesek biola angin
tenang dan dingin

Monday, January 3, 2011

La Nouvelle-Orléans



lebih dari sekedar burung

kita terbang

dari musim ke musim

ke antara teluk Meksiko
dan sungai Mississippi

kenyang gumbo dan jambalaya
menari cajun dengan kaki-kaki pesta

tertidur aku

di ranjang jazzmu