Monday, January 14, 2008

Dua Gadis Kesepian


mereka duduk berhadapan. dua gadis kesepian. yang satu menyanyikan daftar penyakit di lembar riwayat hidupnya sambil pura-pura tertawa mengenang ibunya yang pergi setelah 3 tahun terbaring karena kanker leher rahim. yang satu lagi penuh kekikukan mencoba cari seimbang dengan cara sumbang membeberkan betapa dia pernah dikejar ayam, dipatok, tapi merasa ditubruk sepeda. tawa perih di jarak antara keduanya.


mereka tinggal berdampingan. dua gadis kesepian. yang satu membunuh waktu dengan gagah berani, menonton televisi dari pagi sampai pagi lalu merasa kelelahan di akhir minggu karena habis bergulat di kasur menghantam detik dengan sinetron, menikam jam dengan gosip artis, memenggal menit dengan kartun demi kartun, menembaki hari dengan serial hantu. yang satu lagi melahap waktu dengan rakus, memakannya dicampur remah-remah narsis akut di hadapan kaca, sesekali disantapnya keripik detik sambil bergunjing mengenai diri sendiri di depan kamar mandi dan bersendawa menit-menit genit kisah lelaki yang pernah ia pacari.

mereka diam-diam bertengkar. dua gadis kesepian. yang satu merasa satunya terlalu berisik sehingga menusuk-nusuk otak kecilnya dan membuatnya ingin membanting pintu biar si satu itu tau. yang satu lagi merasa satunya seperti orang gila dan seenaknya merasa dunia ada di bawah kuasanya.

mereka tambah kesepian.


F1, petang hari.

1 comment:

  1. yap ... lakon dua gadis yang bisa mewakili hampir banyak orang di banyak tempat. selalu fokus pada diri sendiri, tak pernah rela meski sejenak memandang penting orang lain. Kata orang tua : belajarlah pada cermin yang selalu mementingkan pihak lain, sehingga si cermin juga dipentingkan oleh yang penggunaknya. dimana dia berada disitu orang berkaca. Hampir tak pernah ada orang bercermin kepada yang lain, meski bisa dilakukan, misalnya bercermin ke air atau ke benda-benda yang lain. kira-kira begitu lho mbak ... TQ .
    man atek

    ReplyDelete