Tuesday, January 8, 2008
Extremely Curhits
: prabandari
oho. matamu tertusuk antena televisi. waks! lalu siapa yang akan menghabiskan dua kardus mangga itu. tabung oksigen. ini gara-gara ayam bakar. cuma ayam (!) yang kemudian dilawan meditasi, yang kemudian membuatmu jadi pahlawan ke-dinihari-an. selalu, setiap muntah-muntah kau sigap. semoga kotak teriakmu cepat jadi. bolehlah kau sebut sumur mancur. karena aku tak selalu punya timba. tiba-tiba saja surr..muncrat dan jatuh sekenanya di mana bisa.
tweedledum tweedledee. telepon aku. kutemukan rumah suaramu. bendungan-bendungan biru. pagar penjaga kewarasan. meski sering kejebolan. seperti talang air yang semena-mena mendatangkan armada airnya di kamarmu. saat kau kirim pesan itu aku sedang tertegun di hadapan celana botol vs celana terompet, percayalah, yang kupilih sarung. kotak-kotaknya menyeretku pada esensi gagap angka. terbata-bata (ingat bagaimana ku-eja dua setengah juta?).
trouble one. trouble two.aku masih gemetar bergelayut di temali hari, di antara komplotan pecinta junky merchandise yang buat mataku seperti direndam whiskey. ugh, kurindu bau kopimu menyundul langit-langit hidungku. telingaku masih berburu haec dies quam fecit Domines bukan seberapa pantas bukan gelas-gelas kaca. jelas bukan. semestinya kita duduk bicara hingga kata-kata meluap dan kita tenggelam di dalamnya. sambil tertawa sampai hujan reda.
Jogja, 4 Jan 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment