Tuesday, April 1, 2008
Selaput Sendu
selaput sendu di halaman malam menunggu
kekasih yang malu-malu datang
dari kemesraan cumbu rayu sejak senja pulang
dengan pagar ditengah-tengahnya
masih jari mereka bertautan
jalin-menjalin lewati jeruji besinya
belum sempat ia cari perumpamaan
bunyi kecupan
desah selamat malam
membuat sendu itu meregang keharuan
sampai saat tapak-tapak melangkah
riang menuju peraduan
ditatapnya senyum mengembang
pada wajah yang mulai terpejam
lalu lesaplah ia di awang-awang impian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment