Tuesday, April 22, 2008
Perca Musim
Dulu
bangku kayu di taman itu
membeku
Kemarin
hujan datang bersama
angsa terbang
riang
Tadi
salju mengadu pada ranting bisu
coklat hijau lebur
jadi putihmu
Sekarang
udara panas mengambang
di ujung hidung terpanggang
matari
Nanti
mulailah bernyanyi
lagumu kecipak segar
air sungai
Esok
kuncup-kuncup mekar
jadi
warna-warni
Lusa
angin barat mestinya
segera tiba
Kemudian
bisakah kita ulang
yang indah
saja
Lalu
menelan sendu
senja yang terbenam
dekapanmu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment