Thursday, March 27, 2008

Rumah Pantai


mata manik manik menutup palka rapat rapat
tak melihat sang suar, sang menara api,
sang rambu, yang maha lentera laut berkedip sejak
jauh sebelum Masehi. Salak anjing di sepanjang Teluk Napoli
ingatkanku teriakmu pada bulan di malam malam kala ia
mengagumi diri menjelajah langit sebagai cerita sebelum tidur.

Makrokosma, alam semesta ini menampilkan kecemerlangan
yang kadang kala mengerikan seperti dijatuhi hukuman mati
tanpa pengadilan. Dalam keterpikatan pada mata elektrik
nun tiba tiba bergerak, manusia dan lingkungan hidupnya
terikat pada masa jabatan dengan kecenderungan
yang bersifat sementara.

Tolong, tolong fokuskan penglihatanmu.
Tidak bisakah kita mencapai kesepahaman perspektif
setelah kau dan aku saling mendekati secara
kritis, tajam dan mendalam?

Kegigihanmu tak kuragukan lagi
terbukti dari tercentenary; tiga ratus tahun sudah kita
masih memperingati musim semi
dalam penjara watak menunggu kesempatan baik
untuk mengadu kepada bintang yang
bertengger di atas kuil prahara.

Peek a boo! Keganjilan yang janggal ini
membuatmu tak mengerti karena kita cuma
lumut di mosaic dinding kapal karam yang
menjelang usang di makan ngengat
dalam sebuah rumah pantai

Ygy, 23 Jan 2007

No comments:

Post a Comment