Monday, March 17, 2008

Ampun


ampun. senin ini bagai petir.

setelah minggu daun-daun,
setelah basah segar jiwa rimbun.
senin kini membuat gerah.

ampun. kumencari sang kekasih.
cuma dia yang memeluk,
cuma dia yang meraup,
segala aduh keluh dan kesah.

ampun. malam berderap datang.
menuju fajar nan menantang,
menuju selasa menendang senin ke belakang.
petir itu jadi hujan, gerah lelah yang tumpah.

ampun.
biarkanku rebah
dalam dekap kekasih
istirah.

No comments:

Post a Comment