Wednesday, October 24, 2007
Waiata
Rekohu. Halimun di atas dataran yang kudatangi.
Ayahku langit, Ibuku bumi. Tujuh puluh bersaudara kami semua.
Aku penguasa hutan, kakakku angin, adikku hujan.
Waiata: andai kubisa bertutur kata
Aoteaora. Di tanah awan putih ini aku mengenang seluruh saudaraku.
Irama kami berpadu. Aku terbiasa mati dan hidup kembali.
Nyawaku berdiam di lumut batu-batu.
Waiata: aku cuma sehelai legenda
Pukeko, yang tak mau kakinya basah hiduplah di rawa-rawa. Pipiwharauroa, yang takkan lagi membangun sarang, bertelurlah di sarang lain. E Tui, di atas kepalaku selamanya, bulu putih akan menjadi tanda pengecut di dadamu. Kiwi, kau kan menjadi yang paling dicintai.
Waiata: adakah puisi yang wangi?
2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment