Monday, October 8, 2007

Hening

Hening, tergeletak di kejap matanya--seekor burung di ranting berembun; Pada tepi kolam, rumput gemerisik, nafas berat menanggung sunyi. Pada dahan-dahan lembab lahir sesuatu yang asing, terbuang dan terabaikan.
Aku berhembus, ke segala arah yang bisa kujelajahi. Ya.
Para penjaja kala. Mereka terusir dari musim ke musim.
"Pergi!" kata salju musim dingin. Karena kabut menjelang,
benar-benar datang dan seluruh maha putih melapisi bumi, yang sebagian adalah batu, sebagian sisanya ketiadaan batu. Kaburlah waktu. Indah yang begitu hening.

Apa ini akhir? Pun tidak, sebab tak semua abadi melulu. Matahari mengintip, derunya di lubang hidung waktu, mula-mula secercah lalu tumpah cahaya ke segala arah.
Alam yang bangun dari tidur. Menggeliat, bersadar mantap. Terlalu banyak yang berlalu tanpa sempat di pahami.
Seperti hening yang tampil sebagai secuil asteroid teka-teki di halaman belakang pekarangan ilusi. Amati, pungut, biarkan hari melaju dengan pertanyaan dan pengertian-pengertian ....


Yogya, 8 Oktober 2007

No comments:

Post a Comment