Friday, July 4, 2008

Ternyata


setubuh perempuan berbalur doa, merayap di denyut sedunya
di antara tulisan borges berserak jenaka, mengejeknya tersesat
pada peristiwa nyawa maya berguguran

bagai badai daun sehari saja, semarques saja.
ingatannya merayap seperti batang labu mencari harap
di tanah ragu. hatinya penuh rumusrumus.
belahan jiwa serius menyantap bahasa

yang bukan lidah ibunya. kendati hiperumbertolah diri
hingga mata cenayang itu akhirnya
meminta kecanggihan terbaru. buat memastikan segalanya
baik saja lewat layar kaca tatkala telapak elektronik

meraba raga gemetarnya. serat sajak-sajak tersenyum
di perutnya, di dadanya, di tengkuknya, di lututnya.
lagu -lagu berhembus racun terbuang
dari mulut sembahyang tenang.
pergi! seperti nenek sihir mengusir angkara

dari roh yang sederhana dan cuma punya cinta.
oleh-oleh apa di wajahmu itu: "lega", katanya.


1 comment:

  1. Datang dan pergi seperti katamu perempuan
    yang ingatannya merayap, tanah tak pernah ragu
    hanya kemarau yang ragu menelan butir-butir
    gerimis dan guguran daun-daun.
    Lalu ketika tertelan tanah, ya, memang lega rasanya...
    dan itu bukan sekedar mimik di raut mukanya, tapi
    memang serat-serat sajaknya...

    Nanggroe Atjeh, 040708
    Dwi Rastafara

    ReplyDelete