Wednesday, December 5, 2007

Ketika


ia tak punya kuas atau cat atau kanvas atau warna
untuk melukis isi hatinya
ia terduduk saja di ujung kamar, menekuk lutut
tersandera penjara sesak yang tak terlihat bentuknya

* tembok-tembok dingin kaku tak bisa memeluk *

ia menggigit bibir, meremas kedua lengan
mengerang dalam, jauh ke dalam dirinya
ia tak mampu mengumpulkan huruf,
menyusunnya menjadi doa
ia merasa hina

* airmata teramat kikir tak mau hadir *

ia mendengus, mendesah,
menarik nafas panjang, membuangnya
jiwanya pergi entah kemana
tinggal ia dan rasa yang luka-luka

* waktu terus saja berlalu *


Yogya, 30 Aug 2007

No comments:

Post a Comment