Tuesday, June 10, 2008
Bukan Tentang Purnama
karena ini gambaran fajar ketika pagi datang
dengan pisau kecil cahaya merobek layar malam
membukanya tanpa suara sehingga hitam biru ungu
kelabu kelam itu berangsur-angsur memutih bercampur
merah oranye kuning semakin luas semakin lebar
semakin terang seperti kunang-kunang besar melingkupi
pandangan dengan sayap-sayapnya yang cemerlang
ada tangan gemetar membuka lipatan kenangan
perlahan sangat pelan sepelan datangnya keriput di
sekujur kisah hidup yang mulai kusut terbelit usia
ketika ingatan kikir membagi cerita milik sendiri
yang tersimpan sampai nyaris membusuk di palung hati
maka sebelum malam dengan pasukan kegelapan
datang menerkam segala tanpa menunggu nyala lampu
banyaklah mereka berlomba melarung doa pada samudra senja
yang membuat dada selalu merasa remaja dengan ketenangan
yang terbenam diam di cakrawala jiwa
Y, June 08
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment