Thursday, October 8, 2009

Self Shadow




demikianlah ia pergi sembunyi
dari bayangannya sendiri


hidup seperti ribuan novel
dibacakan secara bersamaan
sedang ingatannya harus memilah di sana-sini
siapa mengapa oleh karena apa di mana


maka sering berdatanganlah wajah-wajah
ke dalam mata pejamnya yang terlalu lelah
untuk mengingat serangkai huruf membentuk nama


enyahlah,
sahutnya tak berdaya


di dalam pejamnya itu apapun bisa terjadi
mulai penyihir yang mendatangkan gajah dari atap rumah
sampai perempuan yang mengail mimpi dengan rambutnya
di sepanjang sungai harapan yang mengering mati


dan ia mencoba berlari dari gema yang dibawanya dalam
ketaksadaran hingga matanya pulang ke udara nyata


terengah-engah


tapi bayangannya terus mengikuti

5 comments:

  1. mantap diksinya grid,yang satu ini top banget!

    ReplyDelete
  2. tanganku kaku,hampir puna ditelan pena...jemariku mengendus malu
    tak sanggup mendiksi seperti karyamu

    coba saja tuhan duplikatkan "tanganmu,hatimu,isi kepalamu kepadaku
    pasti karya ku sebaik seperti karya karyamu!!!

    juga kagumku tak pernah henti menatap puisimu,
    hingga matatangan ku benar-benar terkunci kaku"

    kenapa nggk diterbitkan puisimu grid...kan bgus bgus tu!
    top abis deh buat kamu!!!

    ReplyDelete
  3. wah wah, perempuan yang mengail mimpi dengan rambutnya ya..huhu
    gw colong niy ntar diksinya :)

    ReplyDelete