Sunday, October 25, 2009

Kesepian itu memekakkan telinga



Sampai yang kau kira degup langkah itu

Jantungmu sendiri, menjadi kawan debar.

Air mata mungkin sungai yang disurutkan kemarau

Meninggalkan kerikil cerita mengering di dasarnya.

Kesepian menjelma juga di sungai itu

Dia terik yang memanggang menyilaukan

Kau yang terluka kaki dan harus terus berjalan

Jangan biarkan panas itu membakarmu

Tapi apikah matamu

Karena hujanlah kesepian itu.

24 Sept 09


6 comments:

  1. "air mata mungkin sungai yang disurutkan kemarau..." wah ada kata kata istimewa lgi ni. nggk ad habisnya inspirasi mu ing. mantap de!!

    ReplyDelete
  2. hehehe, thank u rid.
    ayo nulis lagi ;D

    ReplyDelete
  3. sering merasa seperti puisi ini :)

    ReplyDelete
  4. to mb Rini:

    senang bisa mewakili perasaan ;D

    ReplyDelete
  5. begitu sepikah hujan itu...

    nice...nice... ^_^

    ReplyDelete
  6. to Dwi:

    iya banget wiiii..... ;)
    hujan yang sepi membuatmu
    melayang sendiri
    jauuuuhhh sekali...

    thank u

    ReplyDelete