skip to main |
skip to sidebar
Puisi Itu
Ia memintal puisi sambil menatap
gunung merapi menjadi lukisan pagi
di jendela ruangannyayang beraroma kopi.
Puisinya ia ikat di jam dinding yang berdetik pelan membelah sepi.Pada waktu-waktu tertentupuisi itu melayangke mata-mata
yang memandangjam dinding itu.
ruangan sepi, kertas, pulpen, dan secangkir kopi
ReplyDeletehave a great night, dear =)
dan sebaris gerimis yang datang mengucap selamat malam.
ReplyDelete"terima kasih gerimis kecil",
gumamku setelah ia berlalu