Thursday, December 4, 2008
*kemarau*
: membaca gerah gairah yang tak pernah menyerah
hingga tetes-tetes hujan itu datang berjatuhan
*merespon sajak: Sejarah Kemarau di Pintumu-nya Mbak Inez
(http://inez.dikara.web.id/) di bawah ini
musim kemarau tak lagi setia. dibuang-buangnya cahaya hingga
pohon-pohon mengering dan terbakar. tanah tak lagi menyisakan air bagi
sekelompok akar: benih bagi sepasang pintu yang kelak akan membingkai
batas antara kau dan aku. begitulah mereka berasal dari kehidupan
lain; penuh semak belukar dan satwa liar. kini dibawanya sejarah ke
muka pintu.
jarak tak hanya bicara soal metrikal atau waktu tempuh. ia bicara
tentang pagar yang menjaga ketat rindu yang sengit beradu takut. yang
bising serupa serendeng gelang jatuh di ruang yang begitu lengang. dan
kau berharap seseorang akan mengumpulkannya lalu memasangkannya
kembali satu demi satu di tanganmu. merapikan sambil meletakkan
jemarinya di bibirmu. mengeringkan butiran-butiran kecil yang jatuh
di pangkuan.
2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
tampilin dunks ajak sejarah kemarau di pintumu-nya mbak inez dunk !!
ReplyDeletehehe...
balsan ama quote nya gitu lho!
lam kenal ya
dah dikabulkan tuh, dah kupasang puisinya mbak Inez.
ReplyDeletesalam kenal juga.
Ingrid
dalamnya....
ReplyDeletetak mampu kuukir artinya mba:(