Monday, November 24, 2008
Bagi Hidup Yang Sebelumnya Begitu Biasa
ia adalah teman main segala musim
setiap musim angin
kesedihan kami gulung menjadi bola
lalu kami tendang setinggi-tingginya
ke angkasa agar melebur di mega-mega
kemudian turun bertubi-tubi sebagai hujan
yang membasahi kami dengan tawa
dan rasa segar yang membasuh
semua lara hingga mengering lupa
waktu lain ia menjadi selimut tebal musim salju
ketika air mata membeku menjadi es batu
di wajah yang hampir kaku biru
ia membuat perapian di goa benak
lalu menambah nyala hangatnya
dengan menarikan dongeng seribusatu malam
di bayangan dinding-dinding yang tadinya dingin
ia juga bintang utara
selalu menjadi tanda
meski malam teramat gulita
dan kaki kehilangan mata
ia segalanya
bagi hidup yang sebelumnya
begitu biasa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment