Tuesday, October 21, 2008
Setelah Badai Itu Berlalu
waktu kau mengunci pintu-pintumu
tahukah kau badai angin berputar begitu kencang,
hujan, air, segala terbang melayang sembarang
saling menghantam, bertabrakan, menderu-derukan
suara mengancam, memporak-porandakan bangunan,
mengangkat atap-atap, menyayat jendela-jendela, menampar
pintu-pintu, mencabut akar-akar, menghancurkan impian-impian
dalam kegelapan, dalam kekalutan
sedang aku ditengah-tengahnya
memanggilmu, menggedor pintu-pintumu,
mencari celah jendelamu, meraungkan ketakutanku
menempelkan gemetarku, meneriakkan sedihku
yang perlahan menghilang tercabik kekacauan yang mendera
seluruh keberadaanku
setelah badai itu berlalu
aku telah menyerpih dan puingku
mencari serpihku yang lain
yang sebagian tertinggal di sekitar pintu-pintumu
aku akan merekatkannya lagi
dan kali ini belajar untuk tak peduli
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
..dan aku di dalam sini melayang-layang tak terarah,terbanting berkeping-keping.
ReplyDeleteOleh badai sayangku padamu.
Cinta yg tak boleh ada.
Rindu yg membiru.
Ingrid,kenapa mendung selalu membawa pilu?