Thursday, October 16, 2008

Mantra


tetap saja kuaduk mantramu


meski terdengar basi
dan ramuan di atas tungku itu
tak lagi dipanasi api
karena rumah hantu tempat kita saling menakuti
kini menjelma jadi gedung yang tinggi

karena kini untuk bahagiapun kita harus beli
harus antri
harus buat janji
harus menepati harus

sekarang semua serba terburu-buru
sampai kau sering lupa mengikat tali sepatu
dan menyeret debu langkah-langkahmu
ke pintu ingatanku

zaman yang bingung katamu
atau kita yang berdengung
menjadi lebah diantara jutaan lebah
tak tahu lagi artinya pulang ke rumah

tetap saja kuaduk mantramu

merebus kenangan
mereguk ramuan suka-suka kata
mengenang betapa kita
suka menyihir
dengan angan-angan

secara serampangan

No comments:

Post a Comment