Tuesday, October 28, 2008
Catatan Angka-angka
: Maria Bernadetha Rosario
sembilan belas
engkau melintas berbekal mimpi
satu tas, seribu kantung pikiran.
lembar wajah yang kosong dan jemari penuh
crayon warna-warni
tujuh belas
aku berlari menerabas belukar doa
menghadangmu, batu cadas di tepi
kapel kecil dan dengan kelontangan
rantang aluminium kau aku menyebut nama
kita
dua belas
selama itukah waktu? rasanya seperti setoples
kacang goreng yang kita kunyah tak sudah-sudah,
berceloteh, berceloteh, berceloteh,
diantara kepul asap, harum kopi, wangi susu,
bau naga, gelegak tawa dibawah hujan dalam jas berlubang
sambil menyusuri jalanan, air mata, oh betapa berember-ember
bisa kita banjiri rongga-rongga cerita yang kering nyaris mati.
cuma satu kata yang kita punya: masih
tiga satu
berdiri di padang hidup, menatap jauh ke sana kemari
ke sini, ke segala arah. yang bergumpal di dada biarlah
tetap di sana, bekal baru berbobot tak sama, yang selalu
meninggalkan jejak dalam di setiap tapak yang kau
tinggalkan. melangkahlah. jangan ragu. beranilah
hingga sedih tak mau datang lagi*, hingga bahagia
adalah dataran yang kau pijak.
dua sembilan
yang kupunya selalu sayang, tak pernah habis terisi
untukmu, ya, untukmu. sampai angka-angka berderet itu
mengabur di mata kita, sampai tak terbaca.
selamat menambah angka
==============================
*meminjam liriknya Ipang: Sahabat Kecil
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Jit, beta masih selalu meleleh tiap kali baca ini. Kado ultahku yg terindah..
ReplyDeletemembaca lagi hari ini, rasanya masih sama saat membacanya 5 thn yll. lope2.Rosna
ReplyDelete