Monday, September 28, 2009
dari buku catatan
: h
menatap keluar jendela melihat telaga
memerah senja
ketika seseorang
mendayung pelan sampannya
sendiri
seperti meditasi
ditemani burung-burung putih
beterbangan di atasnya
mengepak sayap kokoh
memantul pada bayang-bayang air
sedang suara piano dari rumah besar
bertirai biru itu
melembutkan jiwa
maka lelaki yang sangat mencintai istrinya,
yang adalah kekasihnya,
yang juga sahabat karibnya
mulai membacakan buku catatannya
sebuah kisah asmara
yang tak pernah padam nyalanya
yang tak pernah bisa dikalahkan usia
yang selalu menggetarkan siapa saja
yang mengalaminya
mungkin suara piano
atau warna merah senja
atau ketenangan seseorang disampannya
atau cerita yang dibacanya
membuat mata berkaca
dan dada berdebar haru
karenanya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Suara piano ialah hati lelaki
ReplyDeleteyang meski telah senja
tetap tenang
jalani segala cerita
demi senyum kekasihnya
hati lelaki yang begitu setia
ReplyDeletemencintai kekasihnya
meski lupa
meski raga mereka merenta
*thanks buat commentmu @Neze*
ah...satu lagi dari haru biru tulisan pada tembok gelapmu...aku suka... ^_^
ReplyDeletethank you dwi.
ReplyDeleteaku padahal barusan comment puisimu juga hehehehehe ;D