Monday, September 28, 2009

dari buku catatan


: h




menatap keluar jendela melihat telaga

memerah senja

ketika seseorang

mendayung pelan sampannya

sendiri

seperti meditasi

ditemani burung-burung putih

beterbangan di atasnya

mengepak sayap kokoh

memantul pada bayang-bayang air

sedang suara piano dari rumah besar

bertirai biru itu

melembutkan jiwa



maka lelaki yang sangat mencintai istrinya,

yang adalah kekasihnya,

yang juga sahabat karibnya

mulai membacakan buku catatannya

sebuah kisah asmara

yang tak pernah padam nyalanya

yang tak pernah bisa dikalahkan usia

yang selalu menggetarkan siapa saja

yang mengalaminya



mungkin suara piano

atau warna merah senja

atau ketenangan seseorang disampannya

atau cerita yang dibacanya

membuat mata berkaca

dan dada berdebar haru

karenanya

4 comments:

  1. Suara piano ialah hati lelaki
    yang meski telah senja
    tetap tenang
    jalani segala cerita
    demi senyum kekasihnya

    ReplyDelete
  2. hati lelaki yang begitu setia
    mencintai kekasihnya
    meski lupa
    meski raga mereka merenta

    *thanks buat commentmu @Neze*

    ReplyDelete
  3. ah...satu lagi dari haru biru tulisan pada tembok gelapmu...aku suka... ^_^

    ReplyDelete
  4. thank you dwi.
    aku padahal barusan comment puisimu juga hehehehehe ;D

    ReplyDelete