Thursday, September 10, 2009
hurts
waktu tenaga hati pikiran perhatian
tanpa diminta
tiada terkira
dan setelah semuanya
ia bicara tentang keikhlasan
hah?
hanya karena
wajahmu begitu kusut
(ia tak sempat tahu-dan apa ia pernah peduli-
sepusing apa isi kepalamu saat itu
karena yang ia tahu dan peduli ialah dirinya sendiri
dan kesempurnaan yang selalu ia harap darimu)
ditikamnya kau atas sesuatu
dari sudut pandang egoisnya tentangmu
yang sama sekali
salah !!!
ia harus bertukar tempat untuk melayani
agar mengerti
kebaikannya dinilai seujung kuku jari
dan tersakiti
betapa luka
betapa kecewa
betapa murka
betapa terhina
rasanya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
redamlah dengan menari nona...
ReplyDeleteberdansa apapun.. poco-poco..salzsa..tango..dangdut..what ever!!
sebab ujarmu:
"...kita musti tegar
hentakkan hati
mengusir debar
biar pergi
dan teruslah menari"
(taken from Deru Haru...your own voice)
thank you Aliiiit
ReplyDeletepernahkah kita benar-benar ikhlas?
ReplyDeletesungguh-sungguh tulus?
atas apa yang kita beri,
benarkah tanpa pamrih?
(meski sekedar ucapan terima kasih...)
beautiful words
ReplyDeletei love ur poems
slm kenal :)
to theimprint : thank you
ReplyDeleteterima kasih sudah membaca dan mengapresiasi
salam kenal juga.
Ingrid