Monday, May 5, 2008

Merampas Yang Terenggut


: yenohevol


Seperti berjalan di atas kabut lukisan lekuk tubuh.
Kosong yang telanjang menebalkan gigil rindu.
Engkau kukuh membentang jadi jembatan di menit-menit
ingatan tentang harapan. Tentang kesepakatan yang
pernah membuat kaki melepuh lalu mengaduh pada
jalan kita tempuh. Tiap terjatuh, tanganmu setia melipur lara
membasuhnya dengan suka.


Seperti kehilangan seimbang. Lamat-lamat limbung jadi amat
menyenangkan bagai anak kecil berlarian di kebun belakang
menciptakan taman impian buat alas tidurnya. Melayang-layang
di atas permadani jingga menciumi harum bintang dan bercanda
dengan bulan. Engkau penjaga musim yang selalu melamakan yang
terindah biar kunikmati sepuasnya.


Seperti malu merunduk ketika tatapan bersembunyi di balik lembut
bulu-bulu mata panjang itu. Siapa yang menggariskan sejarah?
Tiap kali berkedip sosokmu berubah menjadi mirip wajah-
wajah tak bernama yang begitu kukenal, yang teramat dekat.
Kita pernah bertemu suatu waktu sebelum menjejak bumi. Barangkali.


Seperti kadang-kadang beterbangan lebah banyak
bicara saat kita bunga. Keindahan tumbuh dari biji menguat
batang berdaun mewarna menjulang anggun berayun menebarkan
pesona. Jika ada hinggap kaki-kaki berduri ke penampangmu atau
pantat tajam menyuntik ke dalam putik relakanlah.
Nektar yang manis menghidupi anak cucu mereka.
Menjaga seimbangnya semesta.


Seperti merampas yang terenggut. Kita saling meminta,
memberi dan merindukan
lagi, lagi, lagi.

No comments:

Post a Comment