Wednesday, November 28, 2007
Ia Menggambar Kota
: sang ilmuwan
Ia menggambar kota di dadaku. Bangunan beragam,
jalan, kemacetan, tiang-tiang kaku, lampu taman,
sampah, papan reklame dan lorong bawah tanah.
Aku dimintanya membubuhi udara, bunga, angin
dan burung-burung.
Tanganku gemetar, hanya bisa melukis hujan.
Ia mesti bersabar. Degupku membungkus kota itu
dalam dingin tak berkesudahan. Lalu ia memelukku,
dan matahari menyembul dari ujung pelabuhan kota itu.
Menjadi terang, hangat dan terasa aman.
Tatkala ia lelap tertidur di dalam pikiranku,
gambar kotanya mengabur,
terselimuti kabut, nyaris tak berdenyut,
tertelan waktu yang mendengkur.
2 November 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment