Monday, November 19, 2007

Hyang


nama lelaki itu berhembus dari kawah belerang, meruap di antara tanaman kol yang terkejut dari hamparan petak-petak tanah mengantar kentang-kentang berkerumun sementara gigil dedaunan bergunjing bersama langit senja bersepuh tembaga yang sibuk berkaca pada telaga warna


bahwa ia telah jauh tersesat dalam basah percakapan,
terpeleset di antara jeda karena kabut dingin membuat tanda tanda baca tak terlihat jelas namun sama sekali tidak buat ia merengek ketakutan bahwa ia takkan pernah bisa pulang atau menemukan jalan yang ia cari atau ia kenal.


anak-anak gimbal yang berlarian disekelilingnya memberinya rasa bangga karena tiap gumpal rambut mereka menyimpan gaib semesta dan energi masa depan. pasir kata-kata yang keluar dari mulut mereka menggelikan memancing tawa meski ia tak mengerti bahasa mereka


ia meminta, jika ini mimpi indah, jangan pernah ijinkan pagi datang membangunkannya.
biarkan ia terbuai di kawah negeri di atas awan tanpa ditemukan
...

14 Nov 2006

No comments:

Post a Comment