Tuesday, April 6, 2010
danau gelap yang sendiri termangu
sebuah sore di matanya
perahu rindu yang mengerjap jauh di samudera raya
karena selalu waktu
melahirkan sendu
tatkala jarak diukur
dengan kepak kupu-kupu
perpisahan yang kita kenang
seperti gema lagu yang tak benar-benar hilang
"selamat tinggal!" teriak si pujangga
"kau terlalu indah untuk kupunya", keluhnya pasrah
sambil mencengkeram getar remaja di dinding dadanya
yang mulai tua oleh sejarah
karena selalu waktu
menciptakan cemburu
tatkala romansa
hanya bumbu kenyataan biasa
sebuah malam di mataku
danau gelap yang sendiri termangu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment