Tuesday, December 15, 2009

b.u.n.g.k.a.m.





pada kematian raga dan perginya jiwa

yang menyisakan jejak kehilangan teramat kelam
baru kau akan paham rasanya disergap kesepian
dari sorot-sorot mata yang beranjak padam

derak ranting belantara resah menjeratmu dalam
kepedihan tak teraba dan rasa nyeri yang
datang tiba-tiba menembus dasar dada seperti
tangis pecah dari langit terluka


air mata punya dua kaki yang suka sekali berjalan dalam sepi
langkahnya mengikis keteguhan bumi jiwa kokoh berdiri
dengan dinding-dinding berlengan yang menjulur
ke ujung lidah matahari untuk menenangkan diri
setiap kali gelap datang mengunjungi


tentu saja kita semua mencari bahagia
memeluknya kuat-kuat saat kita punya
dan tak ingin melepasnya selama-lamanya


sayang mereka cuma angin yang membungkusmu lembut
sedemikian rupa sampai kau terpejam hanyut
di laut rasa
tapi ketika kau buka mata mereka berlalu

bersama waktu
hingga hanya kenanganmu dan cuma kenanganmu


yang mengabadikannya dalam segala usaha mengingat
dan menyimpan diam-diam
di dalam lemari benakmu yang rahasia








2 comments:

  1. bahagia yang kita cari hanya singgah sesekali
    mengingatkan bahwa kehilangan bisa teramat perih
    sampai kau ingin lupa
    bagaimana merasa




    *puisi ceria memang susah ^^

    ReplyDelete
  2. Puisinya indah... bolehkah aku bersahabat denganmu? Follow aku ya! Thanks...

    ReplyDelete