Wednesday, January 14, 2009

Hap !


melompatlah ke balik bulan

langit lembut menjadi ranjang
bintang kasmaran

berkedip, berkelana
angin adalah musik
penanda musim di belah celah bumi
angkasa yang kalian tinggali

jiwa adalah remaja
cahayai malam
jagai siang

dengar,
dari balik bulan
dapatkah kau pendar
itu yang namanya kebahagiaan?

6 comments:

  1. sebuah kegelisahan tentang keindahan yang tertutup cahaya..
    mungkin saya sedkit menginterprestasikannya..
    maaf

    ReplyDelete
  2. Terima kasih banyak untuk apresiasinya mas.

    asik.

    ;-)

    ReplyDelete
  3. buah kedondonk
    beli di bekasi
    ajari donk
    bikin puisi

    salut dech...anak muda zaman sekarang harus tetep maju&tetep pinter...salam kenal ya..btw,di t4koe ga ada puisi tp hanya pantun di tiap-tiap post(he he promosi)..bye bye

    ReplyDelete
  4. thank you chokichim!

    ReplyDelete
  5. polos sekali persona dalam puisi ini. hehehe. gemas rasanya. ^^. ada facebook? puisi berkomunitas secara kecil di sana. (biarlah kita jaga kekecilannya. tapi untukmu, coba bergabunglah!)

    ReplyDelete
  6. Steven, terima kasih komentarmu. hehe, begitukah kesan yg kamu tangkap? asyik ya. puisi itu seperti mahkluk hidup, yang begitu jadi, ia bebas menjadi dirinya sendiri (dan segala makna yang ditanggungnya), dan bahkan si pengarang tak punya kuasa apa2 lagi atasnya, atas makna yang terpancar dari dirinya *halah* hehe.

    see u in facebook ;)

    Ingrid

    ReplyDelete