Tuesday, January 13, 2009

Di Stasiun










menyembul dari dalam mendung,
dingin pagi. peluk lebih erat sepanjang
mangkubumi. diamku semakin murung.
hari masih polos, baru mulai melenggang.

tiga malam sayang, sesudah itu aku kembali,
tangannya bicara lewat usapan tanpa suara
maka telusur waktuku menjadi sendiri
menatapnya melaju dengan kereta.

jauh di dalam sini, ada yang diam-diam menarik
selimut percaya. membungkus gelora berhibernasi
melewati detik hujan dan terik
sampai dia datang lalu membangunkannya lagi.


*foto oleh Rizky Amalia

3 comments:

  1. kereta fajar
    tak dapat kukejar
    rindu belum-belum sudah menjalar
    terhembus angin saat senyummu berkibar
    di dada, detak jantung makin berdebar


    Met Natal Tahun Baru juga Inggrid :D

    ReplyDelete
  2. ngung....

    saura kereta melwati persawahan, yang mengganggu waktu belajarku d sekolah,,,

    sekolahku di samping rel kreta api...

    ReplyDelete
  3. to Thomas and Aziz
    : thanks for the comment.

    Sajak kereta bisa panjang, berdengung, dan melambungkan angan
    ke relung-relung tak berujung

    Salam,
    Ingrid

    ReplyDelete