Thursday, September 23, 2010

dekut tersamar




kaus kaki garis-garis plus tengkorak kecil berwarna pink

di dalam ember plastik mengapung di lautan matanya


dunia permen dengan pulau-pulau bahasa

(bunga api! kembang kata!)


aku menembus lapisan cermin lagu demi lagu

terbangun beberapa kali untuk memastikan aku sudah

memadamkan telinga


burung hitam beterbangan di pecahan cahaya matahari
bunyinya seperti kepak biola bergema
dari dalam kamar mandi

mengayun langkahku ke alamat baru, sebuah kastil kertas

dari guntingan koran dan tabung televisi bekas


dia biasa saja
tapi pintar sekali


aku hanya terpesona

tapi mencari-cari cara mengejeknya


No comments:

Post a Comment