Thursday, September 9, 2010
Aku baru saja membaca puisi indah sekali
diterjemahkan dengan kepandaian dan hati
oleh sepasang suami istri.
Diantara ledakan petasan mengakhiri ramadhan,
kamarku yang sempit terasa melebar
menjadi pulau kecil mengapung sendiri
dihiasi pepohon rindang, pasir putih bibir pantainya,
satu perahu tua tertambat di tepiannya dan camar-camar
bersahutan, para pujangga samudera.
Rasanya segala kekurangan adalah kecantikan
terpendam. Kecewa yang teredam
seperti matahari tenggelam. Bara panasnya meleleh
di ujung cakrawala, ditelan laut senja.
Aku membayangkan tahun-tahun silam
sebelum kelahiranku
kenangan masa lajang ayah ibu
yang terbawa dalam nadiku
hilang muncul dalam mimpiku.
Aku memungut gema perasaan
dari jejak puisi terjemahan
yang kubaca di malam takbiran.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
memang indah sekali :)
ReplyDeleteBeli Nanoq yang baik,
ReplyDeleteterima kasih atas komentarnya. hehehe...iya tuh,aku habis baca puisi terjemahannya temanku & istrinya. indahhh sekali, jadinya terinspirasi juga hehehe.
salam manis,
Ing