Sunday, September 26, 2010

cerobong awan


hujan jatuh, terpeleset di lantai langit

berhamburan dalam tulisan

halamanku dibasahi matahari malam
sembap dan acak-acakan

kulepas rinduku pada bibirmu yang kejam
mengasah lembut bicaraku di lidahmu tajam

kita melubangi bulan, merakitnya jadi layang-layang
betapa senangnya, laut beterbangan

tapi kau mengikat kakiku sampai terpejam
kuberitahu, mereka merangkak di kelambu tidurmu

tubuh-tubuh perempuan bermekaran
di musim ingatan

bisa kau kasih tahu yang mana aku?
jejak-jejak pasir itu hantu

tanganku buta meraba-raba masa
siapa saja yang di sana

lalu kau nyalakan petir dengan ragu-ragu
dan kusisir remah-remah sinar di rambutku

No comments:

Post a Comment