Wednesday, March 3, 2010

suatu hari setelah lama sekali


kami sudah berjalan. kaki mulai beruban. menghafal jarak,
berkawan debu sampai mengerak.
tak ingat lagi, seperti apa itu
langit puisi. matahari di sini tak punya kebaikan hati.
kaktus sendiri
dan seonggok tengkorak sapi, mati.

tapi masih saja mereka memaksa kami memahami

keanggunan gurun kerontang.
hujanlah harapan,
damba kami yang berpeluh kelelahan.

cinta. cinta siapa entah kemana. romansa hanyalah pengurang
pedih luka,
luka yang tak pernah teraba
tapi selalu ada. semisteri air mata.


jiwa bertemu, umur beradu, gairah bertalu.
lalu kuasa waktu.


hanya kami tak mau pisah, setelah semua kami serah, termasuk permakluman yang gerah, melepas perginya gundah menuju sudah.

2 comments:

  1. asiik, puisipuisi hebat ini hadir lagi ^^

    ReplyDelete
  2. riiiid,
    lama ga nulis aku. suibuk.
    thank you sudah berkunjung kesini.

    Ing

    ReplyDelete