Thursday, May 28, 2009
X
ia begitu ingin dikenali
dalam rupa raut wajah pembunuh
sedang orang-orang
berlalu lalang seperti lengking lelaki
di tepi jalan, meneriakkan lagu-lagu
tentang kemaluan
yang jahanam
dan hujan tak pernah datang
tanpa mengetuk atap rumahnya
bagai tuts piano bergerak tanpa
jari-jari menekannya
ia begitu ingin dikenali
dalam kekalahan yang kesekian kali
sedang balon-balon
beterbangan warna-warni di gedung tinggi
mengejek angan yang melambung pergi
tak terkendali
tak terhenti
tak terdapati
lalu penonton setia
menatap dengan mulut menganga
di rumah-rumah sempit berkamar dua
sambil telanjang dada
dan mengipasi ketiaknya
sambil berpikir
untuk mengasihaninya
dengan membagikan kemiskinannya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment