Friday, May 29, 2009
(mungkin bukan) musim
bau kopi di carrefour
memikirkan laundry dan makan malam
nonton film atau tidur
menggantung mata dalam temaram
mungkin butuh kitab suci
membenahi yang lelah dalam sepi
atau bakar saja dupa
di depan pertigaan pasar bunga
R & B atau balada
pernah mabuk bersama
di suatu senja masa yang menua
barangkali abu-abu warnanya
jari-jari menggambar sesuatu
seperti daun ganja
maksudku daun canada
maksudku gambar di benderanya
jika ini musim
mari gugurlah saja
Thursday, May 28, 2009
X
ia begitu ingin dikenali
dalam rupa raut wajah pembunuh
sedang orang-orang
berlalu lalang seperti lengking lelaki
di tepi jalan, meneriakkan lagu-lagu
tentang kemaluan
yang jahanam
dan hujan tak pernah datang
tanpa mengetuk atap rumahnya
bagai tuts piano bergerak tanpa
jari-jari menekannya
ia begitu ingin dikenali
dalam kekalahan yang kesekian kali
sedang balon-balon
beterbangan warna-warni di gedung tinggi
mengejek angan yang melambung pergi
tak terkendali
tak terhenti
tak terdapati
lalu penonton setia
menatap dengan mulut menganga
di rumah-rumah sempit berkamar dua
sambil telanjang dada
dan mengipasi ketiaknya
sambil berpikir
untuk mengasihaninya
dengan membagikan kemiskinannya
Thursday, May 21, 2009
Ssshhh
jadilah dirimu sendiri
seperti ilalang mendongak ke langit
walau mendung mengancamnya
dengan tikaman jarum-jarum hujan
dari awan bergulung-gulung
tapi disana sini begitu banyak virus iri
dan kita tak pelak terkontaminasi
siapa bilang?
kau cuma berkaca dibawah cahaya semu
semestinya bercerminlah kau di sana
di tempat-tempat di bawah telapak kakimu
di dalam kantong-kantong kota yang
penuh sampah
tapi virus iri di situ lebih jahat lagi
ya, dan berhentilah meracuni jiwa kerdilmu ini
karna obatnya cuma lapang dada
tak perlu seluas lapangan bola
seuntai senyum syukur saja
rasa lega kan menjadi raja
kalau kau tak percaya
ya jadilah boneka dunia
sana
Wednesday, May 20, 2009
gu gu ga ga
memang malam kadang tak ramah
bagai gelungan rambut terabai
di tembok sewarna tanah
dan kaki-kaki mencuat
dari dalam keranjang sampah
dibalik kaca yang ditatapi
wajah-wajah mewah
raungnya teredam
dalam temaram lampu kota jahanam
menyebarkan bayang-bayang
ke pelosok-pelosok terang yang belum hitam
mari bermain boneka
keluar dari bibir kaya
suaranya seperti biola
bagi telinga yang papa
hujan rasa
boleh saja tak sempurna
tapi bahagia
semestinya rata
buat siapa saja
buat saja siapa
Friday, May 8, 2009
Note
dinding ini luruhkan merah
seperti rangkak sepatah
makna yang rekah
untuk suaramu
kutembus barisan gerimis syahdu
membasah tanah anganku
oleh hujan rindu
bibirmu kupu-kupu waktu
ketika sayap yang kukecup itu
meninggalkan rasa senja
pada jendela mataku
yang terus menunggu
kepak pulangmu
Wednesday, May 6, 2009
Gambar Hujan*
Penumbra
maka biarlah mengabur, tatkala
dadanya jauh dari debur,
mendung itu
b e
r
ge
l
a
nt
u
ng
a
n
di langit matanya
yang lelah terjaga
pasrah
: ia sedang ingin diam
dan menjadi
bayang-bayang
Friday, May 1, 2009
Friday Blues
: hatlov
aku memutuskan untuk tidak bersedih
dan menggunakan tissue di kamar mandi
untuk hal-hal lain yang kurang dramatis
dan syukurlah adikmu begitu manis
menghiburku dengan tulisannya yang sinis
tapi aku berharap kita sempat makan pizza
nanti atau besok pagi seusai
persiapanku untuk acara hari thalassemia
bersama kanak-kanak tak berdosa
karena ide-ide liarku melembek
di hadapan kalender yang mengejek
serta waktu dinding yang asing
aku tak peduli kita ke bandara
pakai motor atau taksi
changi cuma dua jam dari sini
tapi aku perlu perpanjang paspor,
buat npwp, bayar tiket dan uang saku
juga aku enggan menyabarkan dadaku
kalau kamu pakai bumbu cemburu
karena hatiku mungkin sudah biru-biru
ditudungi rasa sendu
yang terus-terus kutahan
tiap kali tanganmu kugenggam
Subscribe to:
Posts (Atom)