Tuesday, May 1, 2012
Monday, March 5, 2012
untuk CP
Sunday, March 4, 2012
jarak makna
aku berhenti berkata
ketika malam mengedipkan matanya
kembang-kembang plastik itu buatku cemburu
pada hal-hal yang tak perlu
sampai ingin kucabut dadaku
dan kusorongkan ke telingamu
agar kau dengar degupku bergetar
meluruhkan gambarmu yang kian samar
aku mulai bernyanyi
ketika pagi menyiksamu sendiri
karena kembang plastikmu meleleh pergi
diusir matahari
Thursday, February 2, 2012
1:30 AM
ah, daun-daun jatuh di rambutmu
kau yang tak sempurna dan berbeda
membuatku cemburu sekaligus jatuh cinta
seperti menyalakan air di gelap hatiku yang api
kau membuatku berlari dari negeri hujan dan menghadiahi
puncak-puncak gunung dengan matahari
tubuhku penuh luka bakar air mata
dari panasnya masa laluku yang sempurna
dan kakiku melepuh indah oleh jalan mulus berduri
yang sudah kulalui
kadang-kadang aku menangis di bawah terik bulan
tangisanku telanjang seperti cahaya keperakan di atas lautan malam
menjadi gema sepi
setiap kutatap pesonamu yang tak sempurna
latar belakang panggungku berganti lukisan lorong-lorong panjang
yang mengeluarkan suara petunjuk arah dunia
begitu hidup, begitu fana
aku menjadi pencerita
yang tertawan tokoh utama
dan berusaha keras untuk tak menjadi dia
ketika kupadamkan lampu
daun-daun di rambutmu menyala
entah menerangiku
atau sedang tertawa
kucium gambarmu
lalu menutup buku
menghaturkan puja
tanpa kata
Tuesday, January 31, 2012
karena
kau akan merindukanku
seperti demam yang mengutukmu
dari ujung rambut sampai kaki
kau akan menyebut namaku
dalam gigil hari-hari kosongmu
segala yang terbaik telah saling kita berikan
segala yang terbaik telah saling kita rasakan
jika tak ada lagi yang bisa kita perjuangkan
mengapa kau pantulkan aku di ruang hampa harapan?
karena aku mungkin memilih tak pulang ke jalan
yang sudah kita untai bermil-mil jauhnya
karena aku lelah menebak arah
dan tersesat dalam sedihnya pasrah
Sunday, January 29, 2012
dulu
kami terbiasa menghembus gelembung-gelembung aksara
membiarkannya beterbangan menjadi kata
dan kami berlarian di antaranya
gembira, tanpa prasangka
kaki-kaki kami lebih kuat semenjak sayap-sayap kami tanggalkan
dari bahu-bahu kecil kami pada hari kedatangan
yang telah digariskan
dan kami lalui dengan tangisan
ketika bola raksasa yang kami pijak memasuki putarannya
yang kesekian, kaki kami telah mencatat ribuan kilo kisah
yang sebagian diterpa angin lupa
dan bertengger di dahan-dahan masa lalu
kadang-kadang kami kembali dan mendapati gelembung-gelembung
aksara kami masih beterbangan di sekitar pohon-pohon cerita
kadang-kadang kami dapati setiap kata memiliki
sayap yang persis seperti milik kami yang kami tanggalkan
dulu sekali dan terus berterbangan di dalam imajinasi kami
Wednesday, January 25, 2012
25 Januari
Tuesday, January 17, 2012
grafitti angin
tembok-tembok memalingkan muka
ketika mereka mencoret-coret semuanya
murka dan duka
suka dan doa
absurditas fana
spiritualitas maya
karya mereka menjadi warna-warni jalanan
jalanan kehidupan
karena mereka menatap kendaraan-kendaraan
berseliweran
mengangkut harapan
dan mimpi-mimpi terbuang
sambil mencatat remah-remah sepinya
berguguran
lalu mencoretkan semuanya
ketika tembok-tembok memalingkan muka
Friday, January 13, 2012
kadang-kadang aku mendengar hujan di dalam kepalaku
kadang-kadang aku mendengar hujan di dalam kepalaku
seperti air segar yang mengguyur harapan-harapan layu
menyembuhkannya dari dahaga
membuatnya kembali berbunga
kadang-kadang aku mendengar hujan di dalam kepalaku
seperti tangis rahasia yang kusembunyikan di hutan-hutan
pikiran, saat segala yang nyata terasa menyesakkan
dan aku harus terus tegak berjalan
kadang-kadang aku mendengar hujan di dalam kepalaku
menyanyikan lagu-lagu permainan masa kecilku
mengingatkan hari-hari yang sudah berlalu
kadang-kadang aku mendengar hujan di dalam kepalaku
menghapus segala amarahku tentangmu
Friday, January 6, 2012
saat kau mendengkur
Wednesday, January 4, 2012
CR
ketika warna langit memerah
bukan tentang kesedihan yang kalah
tapi kebahagiaan yang tersembah
dari harapan pagi yang rekah
dengan sempurna
seperti lagu tentang cinta
dinyanyikan burung-burung di angkasa
di pentas alam
setelah gelisah bermalam-malam
desir-desir terpendam
semua berhambur
menjadi syukur
ke udara negeri subur
ke pantai-pantai jaya
menghembus angin doa
sukacita
ke segala sudut dunia
agar diterima
sang maha
Subscribe to:
Posts (Atom)