Monday, May 30, 2011
jutaan (tahun) cahaya
aku tak hendak mencorat-coreti tubuhku dengan sepi
karena kau garuk kerongkonganku dengan cakar kalimatmu
yang tumpul dan menggugurkan kemarahan yang tak lagi berarti
telah kusimpan lelehan matahari dan memendarkannya
di malam-malam tak berbintang sebagai tanda bahwa
cahayaku tak bisa sirna meski kau coba menimbunnya dengan
membalik bola dunia
kini di dalam nebula naga aku menunggu saja
keseimbangan yang kuidamkan
tiba dalam damainya semesta yang adil
tanpa sorak sorai ledakan di angkasa
sementara kau mengambang dan menelan segala
yang fana
Tuesday, May 24, 2011
permen gerimis
Tuesday, May 17, 2011
untuk Regina
derit kursi mencairkan waktu
yang membeku. sama ketika kau nyanyikan lagu tentang
hari-hari yang bukan milikku sambil menggulungku dalam
gelembung sendu. menggelinding jauh ke masa
kala dunia adalah taman yang sempurna
dan kutanggalkan sayapku demi menghirup udaranya.
lalu lagumu usai dan gelembungnya terburai
menjadi pasukan gerimis yang berbaris
menjatuhkan diri satu per satu
dari pintu mataku
Saturday, May 7, 2011
di bandara waktu
cemas selalu mengajak bergegas
tangis yang tertinggal di pintu pagi
karena malam meninggalkannya pergi
setibanya di bandara berikutnya
lagu yang sama akan kita ulang
sepanjang hari
seperti ada yang selalu hilang
dan ingin kita temukan lagi
deru pesawat
menebarkan rindu yang tersendat
ditandai sayup tangan terlambai
kita sering lupa
bahwa
malam yang pergi
tetap akan kembali
Subscribe to:
Posts (Atom)