skip to main |
skip to sidebar
lolongan perahu waktumembelah laut jiwa dengan panjanggaungnyaadakah kita terlahir di hari tanggal bulan jam detik yang keliru?karena selintas tatapdi alun ombak kehidupankita tertumbu padapercik-percik karang yang samakadang-kadangkalbu hanya bisa mengerangjauh di kedalamantak terpegangtapi getarnya kembalike permukaantidak kalaholeh rajah sejarahdalam genggam tangan nasib yang ajaib
tolong baca surat yang kukirim ke pintumudi dalamnya kuselipkan kutipan lirih terjemahanyang kutimba dari sumur berisi banyak katadibubuhi perasaan semacam kenyerian mendalam yang membuatnyaterdengar bagai lagu yang dibisikkan di bawah langit tak berbintang dengan lirik tersayat dari leher yang seperti terikattolong baca surat yang kukirim ke pintumuyang kutulis dalam tidur ketika sekelompokorkestra bertengger di kedua telingaku sambilmemainkan ratapannya sampai kupu-kupubeterbangan pergi dari akar-akar rambutkumungkin di antara baris-barisnyakau akan menemukan sedihnya hujan yang turun bersama debukau akan mendengar rahasia airmata yang menyamardi lautan menderumungkin di antara baris-barisnyakau membaca jejak-jejak bisu dan mencium aroma keganasanyang memanggang jeda antara mata dan hatimutolong baca surat yang kukirim ke pintumulalu berjanjilah mengirim balas kebahagiaan ke wajah-wajah pilu yang membuatku menyuratimu