skip to main |
skip to sidebar
berayun pada lonceng sunyiserta jarak nafas yang dekatsekaligus jauh sekaliyou're my favourite mistakesalahkan waktusalahkan sejarahmereka pongahtak bisa disesah dengan pasrahstay in touchia menjadi pujangga tiba-tibakarena pintu sendunya lebar dibukadan angin kencang menghempas ke dalamnyadan mendung murung mengurunglalu lonceng sunyi bergetar seperti marahmenghantam dinding-dinding kosongperasaan yang kalahwaitada harapan di laut matanyadi langitmu jugamenarikan cahaya kapal kecil dalam irama tak searahseperti leleh lilin tak sudah-sudah
doa-doa terburaijiwa yang gemetarpintu-pintu terkunciaksara yang nanarpuisi,terimalah perasaan-perasaanku ini
: karena tak tahu kemana lagi mesti pergi
Anak laki-laki kecil itu mencari suaranya.(Raja para jangkrik yang menyimpannya.)Dalam setetes airanak laki-laki kecil itu mencari suaranya.Aku tak menginginkannya untuk kupakai bicara;Aku akan membuat cincin dari ituSehingga kesunyianku bisa mengenakannyadi jari kelingkingnya.Dalam setetes airAnak laki-laki kecil itu mencari suaranya.(Sang suara yang terpenjara, jauh disana.Tersembunyi dalam pakaian-pakaian si jangkrik.)
*Judul Asli: El Niño Mudo karya Federico García Lorca
Kuterjemahkan dari versi terjemahan Inggrisnya : The Little Mute Boy oleh W.S. Merwin
Sudah lama ia tak membuka account yahookarena sudah lama ia pindah ke gmail.Hari itu udara tak sepanas biasanyakarena gerimis datang dalam keadaan miringoleh dorongan angin transparanseperti tendangan kecil tipis-tipis.Sebelumnya ia sibuk mencari soundtrackuntuk harinya yang biasa-biasa,supaya hidupnya seperti film-film yang ia beri bintang 5untuk musik pengiring.The boat that rocked.Lagu yang mana ya? Semua bagus.Ia bayangkan hidupnya terapung sendiri di tengah lautandalam deras hujantapi ia tau selalu ada telinga-telinga terpasangsiap mendengarkannya dari daratan.Seperti telinga tuhan.Dan dadanya membengkak sesak antara geli serta kasihanpada imajinasinya sendiri.Bajak lautnya bernama puisi.Perompak kejam berpedang kata, merampas makna,meninggalkan rasa hampa di kapal hidupnya yang membosankankarena terlalu banyak mengarungi tantangan.Tiba-tiba ia menangis di hadapan bulk mail, spam, trashdan hal-hal nonsense lainnya. Menumpahkan semua begitu saja.Tak ada apa-apa dengan account-nya.Ia hanya merasakan kesepian yang asing,kebahagiaan yang kikir,kepedihan yang nikmat,persembunyian yang remeh. Air mata.Jiwa kecilnya berlari cepat sekali ke masa lalu ketikaia suka menulis harapan-harapannya dalam secarik kertaslalu membakarnya dan membiarkan abunya berhamburan ke angkasa.Waktu itu dunia tak sebesar yang ia kira, tapi cukup untuknya.Cukup untuk ia beri warna, ia rawat, ia tinggali sesukanya.Sampai dunianya diguncang oleh kejadian demi kejadiandan segala yang telah ia punya bertaburan bertambahberbenah berkemas bergegas berubah.Some magical moments.Terlalu indah.Terlalu dekat untuk bisa ia dekap.Ia menangisi waktuIa menangisi sejarahIa menangisi entahTapi telinga-telinga tuhan dalam imaginasinyatetap setia mendengarnya.Mungkin mengabulkan pesan di balik tangisannya.Mungkin.
ia mengantarmu terbangdalam ketenangan yang utuhseperti pagi yang sepi dan seluruh jiwamu kukuhdilepas bumitentang air mata tak terjemahkan ia menyayat cello di tengah sawah latarnya gunung dan puncak tertutup salju megah menggugah tentang kematian yang indahlagi dan lagiaku terjatuh dalam gelembung cerita sendiri bersama rintik hujan yang datang dari kenangan sedihku di masa dulu*disebut juga Departures atau Keberangkatan.
Sebuah film Jepang yg indah dan sangat menyentuh...