Friday, February 6, 2009
Hitam Abu-abu
meja, bangku, kaca, lantai, langit-langit,
pintu, jendela, semua di ruang itu berwarna hitam
dan abu-abu. hanya catatan di kertas putih pada
dinding yang berlubang-lubang itu
bertinta agak biru atau mungkin ungu karena cahaya
yang menyelip masuk berpadu dengan hitam abu-abu
lalu ketika membacanya kepalamu akan
seperti terisi penuh dengan aneka lampu,
menjadi terang dan anganmu asik
melayang membayangkan perasaan
dan benda-benda
juga keadaan serta kejadian-kejadian.
sebetulnya catatan itu hanya daftar sembarangan
dari sebuah hidup yang tampaknya berwarna
hitam abu-abu. tentang mimpi pintu kayu tebal
yang tertutup salju, orang-orang yang berjalan
di bawah deras hujan, kota yang terlalu rapi tapi
begitu sunyi, wajah perempuan plastik,
lelaki maya, puntung rokok di bawah ranjang,
bau alkohol dalam kamar mandi, pesta pura-pura,
rasa curiga yang tak berwarna, mata nanar yang
selalu melihat kejauhan seperti berharap
seseorang akan datang, sekaligus
remasan tangan yang menjadi kebiasaan
di luar kesadaran, ingatan akan pemakaman
meski telah bertahun silam,
langkah gontai pengangguran,
debur lautan pernikahan,
buku-buku waktu, kalender usia,
doa pengantar tidur, sepatu usang,
hutan keinginan dan juga lilin harapan
yang tak pernah padam.
catatan itu terlihat masih panjang
tetapi bagian bawahnya mulai
berwarna hitam abu-abu dan
menjadi satu dengan dinding
yang berlubang-lubang itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
puisi ini mengingtkankoe akan dlu..
ReplyDeletegimana request akoe nich..tolong ya..
Wah... belajar Mengingat Warna hitam abu2 ne yah!!
ReplyDeletehehe..