Thursday, February 2, 2012
1:30 AM
ah, daun-daun jatuh di rambutmu
kau yang tak sempurna dan berbeda
membuatku cemburu sekaligus jatuh cinta
seperti menyalakan air di gelap hatiku yang api
kau membuatku berlari dari negeri hujan dan menghadiahi
puncak-puncak gunung dengan matahari
tubuhku penuh luka bakar air mata
dari panasnya masa laluku yang sempurna
dan kakiku melepuh indah oleh jalan mulus berduri
yang sudah kulalui
kadang-kadang aku menangis di bawah terik bulan
tangisanku telanjang seperti cahaya keperakan di atas lautan malam
menjadi gema sepi
setiap kutatap pesonamu yang tak sempurna
latar belakang panggungku berganti lukisan lorong-lorong panjang
yang mengeluarkan suara petunjuk arah dunia
begitu hidup, begitu fana
aku menjadi pencerita
yang tertawan tokoh utama
dan berusaha keras untuk tak menjadi dia
ketika kupadamkan lampu
daun-daun di rambutmu menyala
entah menerangiku
atau sedang tertawa
kucium gambarmu
lalu menutup buku
menghaturkan puja
tanpa kata
Subscribe to:
Posts (Atom)