Monday, August 29, 2011

jarak kenangan


potongan gambar abadi yang kini berseliweran antara kejap malam dan kerlip pagi adalah derai tawa disela pita cerita berwarna yang mengikat hari-hari kita termasuk jejak angin dingin menusuk pori saat bersama melaju menembus candu waktu serta baris-baris pesan berbalas yang datang dihantar getar telepon genggam dan degup tak terjemahkan lalu tatap matamu tajam menikamkan janji berkali untuk kembali. kita terluka rindu yang karenanya tak akan lupa.


di pelabuhan ini harum aroma cendana doa membumbung ke udara. kita tak tahu siapa melempar jangkar terlebih dahulu ketika perahu purba yang datang dari samudera jauh telah tertambat tanpa aba-aba tanpa keterangan untuk apa dan kemana. cuma potongan gambar abadi yang tertinggal berseliweran antara kejap malam dan kerlip pagi dan sesekali katamu kau temui namaku menyebut diri pada bibirmu yang tidur di atas jarak kenangan, menyerikan rindu.

Tuesday, August 23, 2011

setelah mengecat bulan



di terminal langit kau menjemputku
bawaku pulang
setelah mengecat bulan

"kau berkilauan dan aku terlihat seperti bayang-bayang',
katamu mengebaskan debu bintang di rambutku

malam ini hujan
kita berdayung perahu payung
dalam kegelapan

sambil kuceritakan warna yang kutinggalkan
di atas ketinggian





Saturday, August 13, 2011

metafora


kurasa aku mengerti
metafora yang terlontar di antara hangat kepul
kopi jahe dan angin malam yang menggigit kulit

ada tatap mata tak terjemahkan
melayang-layang dalam kenangan

menjadi metafora diam yang akan terus
kita simpan

Wednesday, August 3, 2011

Dali


waktu meleleh di matamu

kau candu
dua kuda terbang dari dua sudut pigura
kanan kiri
merah warna latarnya

jam-jam bertengger di ranting kering
wajah yang karam di pantai batu tak bertuan
pelukis lelaki mendelik
kumisnya seperti habis disapu badai
kepalanya bersoda

kau candu
mengabur di kuning telur
dihujani matahari
merefleksi bayang-bayang bulan
di telaga tua bibir kalimatnya

mencoba mengabadikan memori
dengan puisi